Eunhyuk "Super Junior" dan IU kembali dikaitkan menjalin hubungan.
Bahkan, keduanya dilaporkan akan menikah dalam waktu dekat. Akibat
pemberitaan itu, nama IU dan Eunhyuk menjadi paling populer dalam dunia
media dan mesin pencari. Kabar IU akan menikah dengan Eunhyuk bermula
saatsalah satu media Korea memberitakan dengan nama inisial jika dua
idola hallyu ini akan segera melepas masa lajang.
"Seorang
penyanyi wanita berinisal A akan menikah dengan H, salah seorang
personel boy band ternama dunia. Pernikahan ini akan berlangsung pada
Oktober mendatang secara diam-diam," tulis media tersebut dilansir dari OhKpop, Senin (27/5/2013).
Akhirnya
terungkap jika inisal A itu merujuk pada IU. Sementara, idola H itu
adalah Eunhyuk. Kabar keduanya menjalin hubungan mulai terjadi ketika IU
secara tak sengaja menggunggah foto dirinya bersama dengan Enhyuk. Di
foto, IU dan Eunhyuk terlihat tengah berada di atas ranjang.
Sementara,
menggangapi hal tersebut, manajemen yang menaungi IU mengungkapkan jika
kabar tersebut tidaklah benar."Hal ini benar-benar konyol," kata wakil
dari Loen Entertainment.
Sementara, Eunhyuk sendiri mendapatkan ucapan selamat dari rekan-rekannya di Super Junior karen akabar ini.
@Siwon407: Congratulations…Lee Hyuk Jae.
(Siwon men-tweet: Selamat...Lee Hyuk Jae)
Kangin pun tak mau kalah ia juga menuliskan pesan di Twitter. Is today April Fool’s Day? Kekeke. (Apakah hari ini April Mop?Kekeke)
Sementara, Sungmin menulis di blog miliknya mengucapkan selamat. “Eunhyuk,
congratulations on your marriage~kekekekek. It′s cheating that you′re
going before me. Why didn′t you tell us about it in advance?
kekekekekekekekekkeke.”
(Eunhyuk, selamat atas pernikahanmu ~
kekekeke. Curang banget, kau menikah duluan Kenapa tak bertanya
terlebih dahulu, agar bisa kami kasih saran? ~ kekekekeke.
Kabar
pernikahan itu membuat Eunhyuk menjadi korban bahan ledekan oleh
rekan-rekannya. Sementara itu, Eunhyuk sendiri dan IU belum memberikan
komentra mengenai hal tersebut.
Senin, 27 Mei 2013
Sabtu, 18 Mei 2013
Cerpen : Cinta Tak Berujung
Entah apa yang akan aku tulis. Otakku macet, pikiranku
buntu dan daya imajinasiku menghilang entah kemana. Hanya ada satu nama dalam
hati dan otakku. Arya. Ya, nama itulah yang mampu membuat hatiku tak karuan
belakangan ini. Aku mengenal Arya memamang sudah lama, semenjak duduk di bangku
SMP, aku sudah mengenalnya. Tapi entah bagaimana awalnya aku bisa menyimpan
perasaan untuknya. Mungkin ini karmaku, karena dulu aku sering menggodanya
dengan panggilan ‘sayang’. Tapi saat itu aku hanya bercanda, tidak sungguh-sungguh.
Dulu, dia selalu ada saat aku sedang memiliki masalah
dengan pacar-pacarku, dia selalu menberiku nasehat. Itu dulu, sekarang dia
seperti menjauhiku. Entah salah apa yang ku buat sehingga dia menjauhiku. Apa
karena smsku tempo hari yang mengatakan kalau aku menyukainya? Atau dia marah
karena aku terlalu mendesaknya untuk mengatakan siapa wanita yang dia sukai
saat ini? Entahlah, biarkan saja waktu yang kan menjawab semua ini.
Jujur saja, saat ini aku sangat merindukannya,
sampai-sampai terbawa dalam mimpi. Tapi aku malu jika aku harus mengatakan
padanya, karena dia tidak mungkin mempercayai apa yang ku katakan. Aku
terlanjur selalu mengatakannya jika aku mengirim message duluan. Aku hanya bisa
merindukannya dari kejauhan, melihatnya tersenyum bersama teman-temannya dari
balik pintu kelasku.
“Lagi apa sih? Dari tadi celingukan keluar terus?” Nesya
mengejutkanku.
“Nggak, nggak ada apa-apa kok, cuma lagi pengen aja.”
Jawabku bohong.
“Alah, bohong kamu, jujur saja kamu suka sama siapa
sih?” selidik Nesya.
“Nggak lagi suka sama siapa-siapa kok, sure...” kataku
sambil mengacungkan dua jariku.
“Aku tau kamu, Sam. Kamu nggak bisa bohongin aku!”
“Sekarang bukan waktu yang
tepat untuk membahas hal ini, suatu saat nanti kamu pasti tau kok,” aku pergi
meninggalkan Nesya.
Kalau masalah menutupi perasaan, aku memang pintar.
Karena sampai saat ini, tidak ada satupun orang yang tau mengenai perasaanku.
Aku berusaha menutupi semuanya serapi mungkin, karena jika satu oreng saja
mengetahui hal ini maka satu sekolahpun akan tau.
Saat aku berjalan menuju tempat parkir, di belakang Arya
sedang bercanda ria bersama teman-temannya yang lain. Entah mengapa saat aku
melihatnya, dia selalu menunduk seolah tidak ingin melihatku. Ingin sekali aku
menegurnya dan bertanya ‘mengapa kau
bertingkah seperti itu? Apakah kau benci padaku?’ namun aku aku selalu
mengurungkan niatku tersebut. Rasa penasaranku selalu menciut saat aku melihat
bahwa dia sedang berjalan bersama Revan, teman SMP ku juga.
Saat sampai
dirumah, aku langsung membuka hp ku dan menulis pesan untuk Arya.
‘km knp sih, dri kmren kya yg jauhin
aq? :’( ‘ send. Beberapa jam aku
menunggu, tidak ada juga balasan, hingga aku tertidur. Dan saat aku bangun pun
ia belum juga membalas pesanku. ‘kayanya
dia benar-benar nggak mau mengenalku. Bahkan hanya untuk membalas pesan saja,
dia nggak mau’ ucapku dalam hati. Tapi ya sudah lah, mungkin aku juga harus
menjauhinya dan berusaha untuk menghaouskan rasa cintaku padanya.
Keesokan harinya, kebetulan aku bertemu dengannya di
tempat parkir. Aku berpura-pura tidak melihatnya, karena hal itulah yang selama
ini ku lakukan semenjak dia menjauhiku.
“Sam!” teriak seseorang dibelakangku. Aku menoleh, Arya
melambaikan tangannya. Aku menghentikan langkahku dan menunggu Arya menyusulku.
“Ada apa?” tanyaku dingin.
“Maaf ya, semalam pesan kamu nggak aku bales. Soalnya
aku lagi nggak punya pulsa.” Jawabnya.
“Oh iya, nggak apaapa kok.” Ucapku singkat. Hanya itu
saja yang dia katakan, setelah itu dia mendahuluiku dan meninggalkanku.
Terkadang aku heran mengapa aku bisa menyukai Arya, apa istimewanya dia buat
aku? Mengapa rasa aneh itu tidak tidak datang dari dulu, mengapa rasa itu baru
datang sekarang? Dia itu pemalu, pendiam, dingin, sederhana, juga bergaya
biasa-biasa saja malah terkesan cupu. Mungkin itulah yang membuatku
menyukainnya. Ya, aku menyukainya hanya menyukainya, bukan menyayanginya. Tapi
itu cukup membuat hatiku tersiksa, karena tanpa ku sadar aku telah jatuh cinta
padanya, sosok sederhana yang penuh misteri. Entah sampai kapan aku memendam
perasaanku ini padanya, biarlah kisahku mengalir apa adanya, tidak perlu
terlalu dipaksakan. Biarkan ku jalani semua suratan yang telah Tuhan tuliska
untukku. Berharap Tuhan kan menyampaikan apa yang ku rasa selama ini padamu,
Arya.
Cinta Tak Berujung
Entah apa yang akan aku tulis. Otakku macet, pikiranku
buntu dan daya imajinasiku menghilang entah kemana. Hanya ada satu nama dalam
hati dan otakku. Arya. Ya, nama itulah yang mampu membuat hatiku tak karuan
belakangan ini. Aku mengenal Arya memamang sudah lama, semenjak duduk di bangku
SMP, aku sudah mengenalnya. Tapi entah bagaimana awalnya aku bisa menyimpan
perasaan untuknya. Mungkin ini karmaku, karena dulu aku sering menggodanya
dengan panggilan ‘sayang’. Tapi saat itu aku hanya bercanda, tidak sungguh-sungguh.
Dulu, dia selalu ada saat aku sedang memiliki masalah
dengan pacar-pacarku, dia selalu menberiku nasehat. Itu dulu, sekarang dia
seperti menjauhiku. Entah salah apa yang ku buat sehingga dia menjauhiku. Apa
karena smsku tempo hari yang mengatakan kalau aku menyukainya? Atau dia marah
karena aku terlalu mendesaknya untuk mengatakan siapa wanita yang dia sukai
saat ini? Entahlah, biarkan saja waktu yang kan menjawab semua ini.
Jujur saja, saat ini aku sangat merindukannya,
sampai-sampai terbawa dalam mimpi. Tapi aku malu jika aku harus mengatakan
padanya, karena dia tidak mungkin mempercayai apa yang ku katakan. Aku
terlanjur selalu mengatakannya jika aku mengirim message duluan. Aku hanya bisa
merindukannya dari kejauhan, melihatnya tersenyum bersama teman-temannya dari
balik pintu kelasku.
“Lagi apa sih? Dari tadi celingukan keluar terus?” Nesya
mengejutkanku.
“Nggak, nggak ada apa-apa kok, cuma lagi pengen aja.”
Jawabku bohong.
“Alah, bohong kamu, jujur saja kamu suka sama siapa
sih?” selidik Nesya.
“Nggak lagi suka sama siapa-siapa kok, sure...” kataku
sambil mengacungkan dua jariku.
“Aku tau kamu, Sam. Kamu nggak bisa bohongin aku!”
“Sekarang bukan waktu yang
tepat untuk membahas hal ini, suatu saat nanti kamu pasti tau kok,” aku pergi
meninggalkan Nesya.
Kalau masalah menutupi perasaan, aku memang pintar.
Karena sampai saat ini, tidak ada satupun orang yang tau mengenai perasaanku.
Aku berusaha menutupi semuanya serapi mungkin, karena jika satu oreng saja
mengetahui hal ini maka satu sekolahpun akan tau.
Saat aku berjalan menuju tempat parkir, di belakang Arya
sedang bercanda ria bersama teman-temannya yang lain. Entah mengapa saat aku
melihatnya, dia selalu menunduk seolah tidak ingin melihatku. Ingin sekali aku
menegurnya dan bertanya ‘mengapa kau
bertingkah seperti itu? Apakah kau benci padaku?’ namun aku aku selalu
mengurungkan niatku tersebut. Rasa penasaranku selalu menciut saat aku melihat
bahwa dia sedang berjalan bersama Revan, teman SMP ku juga.
Saat sampai
dirumah, aku langsung membuka hp ku dan menulis pesan untuk Arya.
‘km knp sih, dri kmren kya yg jauhin
aq? :’( ‘ send. Beberapa jam aku
menunggu, tidak ada juga balasan, hingga aku tertidur. Dan saat aku bangun pun
ia belum juga membalas pesanku. ‘kayanya
dia benar-benar nggak mau mengenalku. Bahkan hanya untuk membalas pesan saja,
dia nggak mau’ ucapku dalam hati. Tapi ya sudah lah, mungkin aku juga harus
menjauhinya dan berusaha untuk menghaouskan rasa cintaku padanya.
Keesokan harinya, kebetulan aku bertemu dengannya di
tempat parkir. Aku berpura-pura tidak melihatnya, karena hal itulah yang selama
ini ku lakukan semenjak dia menjauhiku.
“Sam!” teriak seseorang dibelakangku. Aku menoleh, Arya
melambaikan tangannya. Aku menghentikan langkahku dan menunggu Arya menyusulku.
“Ada apa?” tanyaku dingin.
“Maaf ya, semalam pesan kamu nggak aku bales. Soalnya
aku lagi nggak punya pulsa.” Jawabnya.
“Oh iya, nggak apaapa kok.” Ucapku singkat. Hanya itu
saja yang dia katakan, setelah itu dia mendahuluiku dan meninggalkanku.
Terkadang aku heran mengapa aku bisa menyukai Arya, apa istimewanya dia buat
aku? Mengapa rasa aneh itu tidak tidak datang dari dulu, mengapa rasa itu baru
datang sekarang? Dia itu pemalu, pendiam, dingin, sederhana, juga bergaya
biasa-biasa saja malah terkesan cupu. Mungkin itulah yang membuatku
menyukainnya. Ya, aku menyukainya hanya menyukainya, bukan menyayanginya. Tapi
itu cukup membuat hatiku tersiksa, karena tanpa ku sadar aku telah jatuh cinta
padanya, sosok sederhana yang penuh misteri. Entah sampai kapan aku memendam
perasaanku ini padanya, biarlah kisahku mengalir apa adanya, tidak perlu
terlalu dipaksakan. Biarkan ku jalani semua suratan yang telah Tuhan tuliska
untukku. Berharap Tuhan kan menyampaikan apa yang ku rasa selama ini padamu,
Arya.
Kamis, 16 Mei 2013
LOVE IN HEAT
Author:
Shynha Cassiopeia a.k.a Song Soona
Main
Cast: Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun, Im Yoona, Seo Joo Hyun
Genre:
Sad, Romance
Disclaimer:
Cerita ini hanya fiksi belaka, dan asli hasil pemikiran sendiri
^_Happy
Reading_^
***
Seorang yeoja terlihat
melangkahkan kakinya dengan malas
menyusuri lorong yang menuju locker room. Ya, dia malas pergi ke sekolah, dia malas bertemu dengan namja pphabo yang tak pernah
mengerti perasaannya,
dia malas berada
di situasi seperti ini. “Aaaarrrggghhhh……” teriaknya sambil mengacak-ngacak rambut. Semua orang yang
sedang berada disini memandanginya dengan tatapan aneh.
“Huufftth….”
Dia meniup poni yang menghalangi pandangannya, lalu yeoja itu melangkahkan kakinya keluar dari sini, tanpa mempedulikan puluhan pasang
mata yang menatapnya dengan aneh.
Dikelas,
yeoja itu melihat seorang namja yang sedang asyik dengan PSP-nya, namja
itu menoleh kearahnya lalu kembali menata PSP-nya.
“Ya!
Cho Kyuhyun, kenapa kau tak menyapaku?” teriaknya sambil berkacak pinggang, sedangkannamja
yang ada dihadapannya tidak merespon
sama sekali. “YA! CHO KYUHYUN!” teriaknya lagi sambil merebut PSP dari tangannya.
“Ya!
Soo, apa yang kau lakukan?” tanya namja yang bernama
Kyuhyun. Yeoja
yang bernama Soo itu memicingkan
matanya, lalu ia
duduk di samping Kyuhyun.
“Anii, aku hanya ingin mengganggumu saja,” kata
Soo sambil mengeluarkan aegyonya.
“Hentikan
Soo, aegyomu itu jelek!” ucap Kyuhyun sambil menjulurkan lidahnya.
PLETAKK….
Sebuah
jitakan mendarat diatas kepala Kyuhyun, ‘Rasakan itu tuan Cho!’ ucap
Soo dalam hati. Kyuhyun
merigis kesakitan, ia mengelus-ngelus kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya
dan sedikit mengembungkan pipinya. Hal itu membuat tawa Sooyoung meledak.
“Ahahahahaha….”
“Berhentilah
tertawa Soo, atau kau akan merasakan pembalasanku!” perintah
Kyuhyun, Sooyoung menautkan kedua alisnya.
“Soo,
bagaimana dengan, em…. Seohyun?” tanya Kyu, dan itu sukses membuat
Sooyung berhenti tertawa. Sooyayoung membenarkan posisi dudukn.
“Ehm… dia baik-baik saja,” jawabnya sambil tersenyum, senyum yang sangat dipaksakan.
“Soo,
menurutmu apa ini saat yang tepat untukku mengungkapkan perasaanku padanya?”
DUAARRRR……
Seperti
disambar petir disiang bolong. Sakit, sangat sakit. Soo
menarik nafas dalam-dalam lalu
membuangnya. ‘tenag Soo, tenang,’ ucapnya dalam hati.
“Ya,
jika kau rasa hari ini hari yang tepat. Tak ada salahnya kan kau mencobanya,
dan ku rasa dia juga menyukaimu Kyu.” Jujur sebenarnyar
dia ingin sekali menangis dan menghajar namja itu. ‘Kyu apakah kau tak bisa mengerti perasaanku sedikit
saja? Aku juga menyayangimu Kyu, ani… aku juga mencintaimu Kyu.’
Lanjutnya dalam hati.
“Ya
Sudah, doakan aku ya, Youngi semoga dia menerimaku menjadi namjachingunya.”
Ucap Kyu sambil mencubit kedua pipi chubby
Sooyoung.
“Aisss….
Appo!”
“Kau
memenang saengku yang paling baik, bye…”
ucapnya sambil berlalu. Ya dia hanya menganggap
Soo sebagai adiknya, hanya sebatas itu
tidak lebih.
Tes…
Bulir kristas
bening meleleh di pipi Sooyoung ‘Tuhan
bantu aku, kuatkan aku Tuhan, ku mohon.’ Gumam
Soo berusaha untuk menghentikan air
matanya, namun gagal. Dia
tidak bisa berhenti menangis.
“Youngi,
yang sabar ya…” ucap seorang yeoja tiba-tiba sambil memeluk
Soo dan mengelus lembut punggungnya. Soo mengengok, itu Yoona, sahabat terbaik
Soo selain Kyuhyun. Dialah satu-satunya orang yang tau perasaan
Soo pada Kyuhyun.
“Ssttt…
sudah Soo. Jika
kau terus seperti ini, mereka semua akan tau.” Ucap Yoona berusaha menenangkan
Soo.
“Ne,
Yoong, kau benar. Tak seharusnya aku seperti ini. Kajja, kita temui Kyu dan
Seo. Kita beri mereka dukungan.” Ucap Soo sambil menyeka air matanya, lalu bangkit dan menarik Yoona menemui Kyu dan Seo.
***
Dua
tahun sudah Kyuhyun dan Seohyun menjalin hubungan, dan selama itu pula Soo masih menyimpan perasaan itu padanya. Sakit, tentu
sangat sakit. Terlebih jika Kyuhyun akan memberikan hadiah pada Seohyun, dia
selalu meminta Soo
untuk memilihkannya. Seohyun adalah yeoja paling beruntung di dunia ini, karena
saat ini dia memiliki Kyuhyun, namja yang paling Soo
cintai.
Soo memijat-mijat keningnya, ‘Kenapa tiba-tiba kepalaku pusing?’ Dan
beberapa detik kemudian entah kenapa perutnya mendadak sakit, sangat sakit.
“Aaaarrrggghhh……”
erangnya sambul
mencengkram baju Kyuhyun.
“Sooyoung,
waeo? Gwaenchana?” tanya Kyu, kepanikan terlihat jelas diwajahnya.
“Ne,
gwaenchana,” ucap Soo
bohong.
“Andwe…
wajahmu pucat Soo, sangat pucat. Kajja kita pulang saja.”
“Anii….
Bagaimana dengan ulang tahun
Seohyun besok?”
“Kau
tidak perlu khawatir Soo, yeojaku pasti mengerti. Kau bisa berdiri?” Soo hanya bisa menggeleng
lemah. Tiba-tiba Kyu menarik Soo naik ke punggungnya.’ Omona… apa aku sedang bermimpi? Jika iya, kuharap
eomma tidak segera membangunkanku.’ Kata Soo dalam hati.
Soo menyandarkan kepalanya ke pundak Kyuhyun. ‘Aigooo… kenapa kepalaku
benar-benar berat?’ gumamnya lagi. Sedetik kemudian mata Soo terasa sangat berat.
***
Soo
mengerjap-ngerjapkan matanya, lalu menoleh ke arah seorang namja yang dari tadi
menjaganya.
“Soo,
kau sudah sadar?” tanya seorang namja yang masih mengenakan seragam sekolah.
“Dimana
aku?” tanya Soo
mengedarkan pandangan.
“Kau
dirumah sakit Soo,” ucap Kyuhyun. Soo membulatkan matanya
yang besar, ‘mwo… rumah sakit?’
tanyanya dalam hati.
“Kenapa
kau malah membawaku kemari? Kau kan seharusnya mengantarku pulng Cho Kyuhyun!”
omel Soo pada Kyuhyun.
“Andwe…
kau tau kau itu pingsan selama satu jam!” ucap Kyu sambil berkacak pinggang.
“Aku khawatir padamu Soo.” Ucap Kyu lirih.
“Dasar
pphabo namja. Aku mau pulang.”
“Anii…
kau harus tetap disini! Aku tidak mau menggendongmu lagi. Kau ini berat sekali
Soo!” Kyuhyun mengerucutkan bibirnya. Soo hanya tersenyum lemah.
“Pulanglah,
Kyu. Eommamu pasti mengkhawatirkanmu.”
“Lalu..”
“Aku
baik-baik saja.” Potong Soo. Kyu mengengguk sambil tersenyum.
***
Akhir-akhir
ini entah mengapa Soo sering mengalami sakit dibagian
perutnya, terlebih setelah makan. Soo
sselalu merasa mual, terlebih setelah ia mekan.
“Youngi,
kau tau apa yang aku lihat kemarin?” kata Yoona. Soo menoleh.
“Wae?”
tanya Soo penasaran.
“Aku
melihat Seo Joo Hyun sedang pacaran dengan Yonghwa dekat sungai Han.” Ucap Yoona.
“Mwo…
andwe, aku tak percaya pada apa yang kau katakan Yoong. Seo tidak mungkin
mengkianati Kyuhyun, itu tidak mungkin!” ucap
Soo tak percaya.
“Aku
melihat mereka berciuman Youngi…” yakin Yoona. “Jika kau tidak percaya, ini
apa?” Yoona menyodorkan ponselnya, menunjukkan sebuah photo. Dan itu…
DUARRR…..
Hati
Soo kembali teriris, lebih sakit dari
saat Kyu mengatakan ia akan menembak Seohyun. Walaupun hatinya sakit tapi ia masih bisa
berusaha untuk menerimanya, karena dia fikir Kyuhyu akan lebih bahagia jika bersama Seohyun
dibandingkan dengannya. Tapi kali ini Soo benar-benar tidak bisa membiarkannya.
Sooyoung bangkit dari tempat duduknya, melangkah keluar dengan emosi yang menggebu-gebu.
Sedangkan Yoona mengikuti Sooyoung dari belakang.
“SEO
JOO HYUN DIMANA KAU????!!!!!” teriak
Sooyoung saat sampai di kelas 12-A, kelasnya
Seohyun.
“Wae
eonni, tumben mencariku. Ada apa?” tanyan Seohyun memasang wajah polos.
PLAKKK…
Sooyoung menamparnya. Seohyun menangis sambil memegangi pipinya
yang terasa perih.
“SOO
APA YANG KAU LAKUKAN PADA YEOJAKU?” bentak Kyuhyun.
“Hah,
yeojamu? Yeoja ini sama sekali tidak pantas menjadi yeojamu, Kyu!” ucap
Soo sarkatis
“Lalu
menurutmu, siapa yang pantas menjadi yeojaku? Kau?” Kyuhyun mengarahka
telunjuknya ke hidung Sooyoung. “Yeoja kasar!” lanjutnya.
“Sudah
Kyu, hentikan.” Pinta Yoona.
“Aku menyesal
telah menganggapmu sebagai sahabatku nona Choi Sooyoung!” hardik Kyuhyun.
“Kajja changi, lebih baik kita ke UKS untuk mengobati memar di pipimu itu.”
Lanjut Kyuhyun sambil menarik tangan Seohyun.
***
~TBC~
LANGLAYANGAN
Hate res-resan teu
puguh rarasaan. Ongkoh bungah, tapi hariwang. Nu satadina mah ngan sakur banyol
teh ayeuna mah jadi bener. Mun keur cicing, manehna sok ngalangkang dina panon.
Tapi ari paamprok mah biasa wae hate teh, rasa eta jiga nu leungit. Aya kana dua
taunna diajar mopohokun naon nu ngarana cinta, malahan geus teu apal-apal acan
naon nu disebut cinta teh. Sanajan babaturan sakelas unggal istirahat sok
diulinan ku kabogohna ge sugan aya rasa kabita da henteu. Tapi naha ayeuna rasa
éta datang deui? Lain teu narimakeun cinta pamere ti Gusti, tapi sieun di
kuciwa keun deui jiga baheula. Enya ayeuna jeung baheula beda, tapi da angger
tung-tungna mah sarua nyeri hate keneh.
Sabot menehna sering ngasms, aya kasono mun sms teu diwales deui
teh. Bari jadi resep nyorangan di kamer
bari ngoprek hp ngadon smsan jeung manehna. Harita manehna nyarita yen ayeuna
teh keur resep ka hiji awewe geus tilu teun ceunah mah. Teu jiga biasana
manehna ngajakan nyarita da poe-poe katukang mah ngan smsan nu teu pararuguh.
Ngarasa panasaran, dipapay sakumna babaturan nu di pikawanoh tapi ceunah mah
lain. Rada aya ngaharep mugia awewe eta teh kuring.
Tapi ari dirarasakeun mah asa diulinkeun hate teh. Sakapeung jiga
nu mere harepan, tapi ari ngarep-ngarep les menehna leungit. Jiga barudak nu
keur ulin langlayangan, dibetot-diundur sangkan bisa ngapung luhur. Tapi ulah
waka su’udon, anggap we banyol. Tapi da ari hate mah teu bisa di bobodo, teu
bisa di henteu-henteu. Mun teu dipaparinan ka era mah, geus diobrolkeun ti
baheula na oge. Tapi da bubuhan eleh jajaten, jadi nepi ka kiwari ge
disumput-sumput keneh. ‘Keun wae lah, engke oge leungit sorangan ieuh’ ceuk
kuring dina jero hate. Da biasana mah sababaraha poe ka hareup sok geus poho.
Kapeung ari keur bener-bener sono, sok di sms ti heula, tapi
ayeuna mah geus henteu deui da bisi katutuluyan. Biasana mun keur aya nu
dipikaresep, sok ka impikeun, tapi manehna mah henteu. Asa aya ku heranna,
sabab naon naha bet bisa resep ka menehna? Sagala na oge biasa wae. Bageur, da
ka babaturan nu sejen oge jiga kitu ongkoh eraan deui. Tapi ari keur hereuy mah
sok kamalinaan. Mun bagean istirahat manehna mah sok cicing nyorangan di kelas
teu jiga nu sejen, nu sok ngalabring ka warung. Rajeun kaluar ngan ka mushola
wungkul.
Kiwari sanggeus ku kuring di brehkeun yen ayeuna hate teh keur
resep ka lalaki, manehna jiga nu ngajauhan. Mun panggih teh boroning daek seuri
jiga baheula, nu aya kalahka ngingkah, ngajauhan. Teuing kumaha mimitina naha
bet manehna bisa kitu, aya rasa kateu ngeunah dina ati da geus aya kana
samingguna teu patanya. Kuring ngan sakur bisa nenjo manehna ti kajauhan. Asa
rada hanjakal, kunaon beheula kuring teu jujur wae yan nu dipikaresep tah
manehna mereun moal ngabatin jiga kieu.
***
Teu karasa ayeuna geus pelulusan deui. Inget kana jangji manehna
baheula yen rek ngobrolkeun naon nu aya dina jero hatena salila ieu. Rasa nu baheula
nyicingan ieu hate aya keneh nepi ka ayeuna. Kuring neneangan manehna, panon
teu weuleh papaya kabeh juru anu aya dina rohangan ieu. Tuh geuning dijuru,
keur dieuk jeung Laras. ‘keur pedekate mereun’
ceuk kuring dina jero hate. Manehna ngalieuk, seuri wen kuring teh. Manehna
nyampeurkeun, gek diuk gigireun.
“Sinarieu nyampeurkeun?” ceuk kuring teh.
“Ari kitu ulah?” ceuk manehna teh.
“Henteu, aneh we da biasa na mah sok ngajauhan.” ceuk kuring.
“Banturan kuring yu!”
“Banturan kamana?” kuring heran.
“Lah, hayu wen!” ceuk manehna bari menyeng kuring kaluar ti aula.
“Aya naon deuih?” tanya kuring.
“Cicing, ulah loba obrol! hayu wen tuturkeun!” ceuk manehna bari
tuluy leumpang ngajauhan aula.
Dihareupeun kelas IPS 5 manehna eureun. Tuluy malik bari ngajakan
diuk. Manehna ngarenghap heula tuluy ngobrol,
“Sabenerna ti baheula kuring teh....” manehna teu nuluykeun
obrolanana.
“Kunaon maneh?” ceuk kuring heran.
“Duh, teu ngeunah eung!” pok na teh.
“Maneh bogohnya ka urang?” ceuk kuring ngaheuruyan.
“Ih, ni maneh-urang! Rada lemes geura pami nyarios teh!” manehna
rada ambek.
“Oh, sok atuh balikan deui, salira resep nya ka sim abdi?” ceuk
kuring dihereuykeun.
“Emm.... mun enya kumaha? Mun henteu kumaha?” manehna malik nanya.
Hate rada keheul, sabab patanyaan eta teh jiga nu ngamaenkeun.
“Mun enya kunaon? Mun henteu nya teu kukumaha!” ceuk kuring.
“Henteu ih!” ceuk manehna bari ngabalieur. Rada aya rasa kuciwa,
sabab manehna geus bener-bener ngulinkeun hate kuring. Enya baheula kuring oge
sok jiga kitu ka manehna, boa ieu tah karma ti Gusti sabab kuring
ngagheuruyanna kamalinaan. Kuring tuluy cicing teu hayang ngobrol nanaon.
“Naha kalahka cicing?” manehna ngareuwaskeun kuring.
“Henteu, teu kunanaon. Eh, tadi aya naon ngajakan ka dieu?” ceuk
kuring.
“Ngajakan niis wen, heurin diditu mah!” pok na beri neteup langit.
Kuring sakur seuri wen wungkul. Teu aneh dikuciwakeun jiga kieu, sa geus diasa,
unggal poe dikieukeun ku manehna.
Pangharepan ngan sakur pangharepan kosong, menehna ngan sakur
hirup na impenan moal jadi knyataan. Keun wae lah, da mun ngajodo mah moal
kamana ieuh.
*Rengse*
Wasta: Sinta Rostika
Kelas: XI IPA 4
Langganan:
Postingan (Atom)